top of page

A climate terrorism assemblage? Exploring the politics of climate change-terrorism-radicalisation relations

(Kumpulan terorisme iklim? Mengeksplorasi politik dari hubungan perubahan iklim-terorisme-radikalisasi)

Andrew Telford

Political Geography, Volume 79, 2020, Hal. 102-150 (26-1-2020)

Politik

Open Access

Kategori:

Abstrak Bahasa Inggris

Despite a series of claims from Bernie Sanders (2015), Barack Obama (2015), and others arguing that climate change, radicalisation, and terrorism are connected by complex causal relationships, there is very little academic examination of the politics of these claims. Building on DeLanda’s (2006) account of assemblages and social complexity, this paper conceptualises climate change-terrorism-radicalisation relationships as a ‘climate terrorism assemblage’. A ‘climate terrorism assemblage’ is a complex, emergent ‘whole’ formed from a heterogeneous range of interacting geopolitical components (e.g. climatic factors, migration, think tanks and academic publications, and a discourse of ‘climate security’). Specifically, a climate terrorism assemblage is characterised by ‘strategic territorialisations’: context-specific, multi-scalar points at which political claims of causal links between climate change, terrorism, and radicalisation are crystallised. Strategic territorialisations are produced in two, interrelated contexts. First, using the case study of the Syrian Conflict, a climate terrorism assemblage reveals an intricate, contested politics of ‘drawing lines’ which link climate change, terrorism, and radicalisation. Secondly, the paper argues that, at the points at which causal links are constructed between climate change, terrorism and radicalisation, a climate terrorism assemblage territorialises around intersectional subject formations, in particular a young masculine subject vulnerable to potential radicalisation and terrorism. Overall, the paper concludes that a climate terrorism assemblage provides a productive analytic frame to investigate the contested power relations of climate change-radicalisation-terrorism connections.


Abstrak Bahasa Indonesia

Meskipun terdapat serangkaian pernyataan dari Bernie Sanders (2015), Barack Obama (2015), dan yang lainnya yang berpendapat bahwa perubahan iklim, radikalisasi, dan terorisme berkaitan dengan hubungan sebab-akibat yang kompleks, hanya ada sedikit penelitian akademik politik dari pernyataan tersebut. Berdasarkan laporan DeLanda (2006) tentang kumpulan dan kompleksitas sosial, penelitian ini mengonsepkan hubungan perubahan iklim-terorisme-radikalisasi sebagai ‘kumpulan terorisme iklim’. Sebuah ‘kumpulan terorisme iklim’ adalah ‘keseluruhan’ yang kompleks dan terbentuk dari interaksi komponen-komponen geopolitik heterogen (misalnya, faktor iklim, migrasi, wadah pemikir dan publikasi akademik, serta wacana mengenai ‘keamanan iklim’). Secara khusus, kumpulan terorisme iklim dicirikan dengan ‘teritorialisasi strategis’: titik-titik multi-skalar yang spesifik pada konteks dimana klaim politik atas hubungan kausal antara perubahan iklim, terorisme, dan radikalisasi terealisasikan. Teritorialisasi strategis dihasilkan dalam dua konteks yang saling berhubungan. Pertama, menggunakan studi kasus dari Konflik Suriah, kumpulan terorisme iklim memperlihatkan politik ‘drawing lines’ yang rumit dan diperdebatkan yang menghubungkan perubahan iklim, terorisme, dan radikalisasi. Kedua, penelitian ini berpendapat bahwa, pada titik dimana hubungan kausal dibangun antara perubahan iklim, terorisme, dan radikalisasi, kumpulan terorisme iklim meng-teritorialisasi di sekitar formasi subjek yang interseksional, khususnya subjek muda dan maskulin yang rentan terhadap potensi radikalisasi dan terorisme. Secara keseluruhan, studi ini menyimpulkan bahwa kumpulan terorisme iklim menyediakan kerangka analitik yang produktif untuk mengetahui hubungan kekuasaan yang diperdebatkan dari kaitan antara perubahan iklim-radikalisasi-terorisme.


Telford, A. (2020). A climate terrorism assemblage? Exploring the politics of climate change-terrorism-radicalisation relations. Political Geography, 79, 102–150. https://doi.org/10.1016/j.polgeo.2020.102150


The original work of the article's abstract was translated from English to Indonesia.

Karya asli dari abstrak ini telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Penerjemah Abstrak: Fayola Fedoria

Pengendali Mutu Abstrak: Nazila Rikhusshuba

#

climate change (perubahan iklim), terrorism (terorisme), radicalization (radikalisasi), assemblage (himpunan), causality (hubungan sebab-akibat), masculinities (maskulinitas)

bottom of page