top of page

Climate change and the Syrian civil war revisited

(Tinjauan Kembali Perubahan Iklim dan Perang Saudara Suriah)

Jan Selby, Omar S. Dahi, Christiane Frohlich, Mike Hulme

Political Geography, Volume 60, 2017, Hal. 232–244 (5-9-2017)

Politik

Open Access

Kategori:

Abstrak Bahasa Inggris

For proponents of the view that anthropogenic climate change will become a ‘threat multiplier’ for instability in the decades ahead, the Syrian civil war has become a recurring reference point, providing apparently compelling evidence that such conflict effects are already with us. According to this view, human-induced climatic change was a contributory factor in the extreme drought experienced within Syria prior to its civil war; this drought in turn led to large-scale migration; and this migration in turn exacerbated the socio-economic stresses that underpinned Syria's descent into war. This article provides a systematic interrogation of these claims, and finds little merit to them. Amongst other things it shows that there is no clear and reliable evidence that anthropogenic climate change was a factor in Syria's precivil war drought; that this drought did not cause anywhere near the scale of migration that is often alleged; and that there exists no solid evidence that drought migration pressures in Syria contributed to civil war onset. The Syria case, the article finds, does not support ‘threat multiplier’ views of the impacts of climate change; to the contrary, we conclude, policymakers, commentators and scholars alike should exercise far greater caution when drawing such linkages or when securitising climate change.


Abstrak Bahasa Indonesia

Bagi para pendukung pandangan yang menyatakan bahwa perubahan iklim antropogenik akan menjadi ‘threat multiplier’ untuk ketidakstabilan dalam beberapa dekade mendatang, perang saudara Suriah telah menjadi titik acuan yang berulang, memberikan bukti meyakinkan bahwa efek dari konflik semacam itu telah ada bersama kita. Menurut pandangan ini, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia merupakan faktor yang mendukung terjadinya kekeringan ekstrim yang dialami di Suriah sebelum perang saudara; kekeringan ini kemudian menyebabkan migrasi berskala besar; dan migrasi ini kemudian akan memperburuk tekanan sosial-ekonomi yang mendasari turunnya Suriah ke dalam perang. Artikel ini menyajikan interogasi sistematis atas klaim tersebut, dan menemukan sedikit yang benar. Salah satunya, artikel ini menunjukkan tidak ditemukannya bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa perubahan iklim antropogenik merupakan faktor dari kekeringan pra-perang saudara Suriah; bahwa kekeringan ini tidak menyebabkan migrasi mendekati skala yang sering diduga; dan tidak adanya bukti kuat bahwa tekanan migrasi kekeringan di Suriah memicu bermulanya perang saudara. Artikel ini menunjukkan bahwa kasus Suriah tersebut tidak mendukung pandangan ‘threat multiplier’ mengenai dampak perubahan iklim; sebaliknya, kami menyimpulkan bahwa para pembuat kebijakan, komentator, dan cendekiawan harus lebih berhati-hati ketika menarik hubungan hal tersebut atau ketika mengamankan perubahan iklim.


Selby, Jan. Dahi, Omar. S., Frohlich, Christiane., Hulme, Mike. (2017). Climate Change And The Syrian Civil War Revisited. Political Geography, 232–244.  https://doi.org/10.1016/j.polgeo.2017.05.007


The original work of the article's abstract was translated from English to Indonesia.

Karya asli dari abstrak ini telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Penerjemah Abstrak: Dimas Andriansyah

Pengendali Mutu Abstrak: Nazila Rikhusshuba

#

climate change (perubahan iklim), Syria (Suriah), drought (kekeringan), civil war (perang saudara)

bottom of page