Understanding Childhood Adversity in West Sulawesi, Indonesia
(Memahami Childhood Adversity (kesulitan masa kecil) di Sulawesi Barat, Indonesia)
Monique Baumont, Wenny Wandasari, Ni Luh Putu Maitra Agastya, Sally Findley, Santi Kusumaningrum
Child Abuse and Neglect, Volume 107, September 2020, 104533 (18-6-2020)
Pengasuhan
Open Access
Kategori:
Abstrak Bahasa Inggris
Despite research indicating the long-term impact of adverse childhood experiences (ACE), few studies identify cultural variations in perceptions of ACE in low-resource settings. This study explores culturally-rooted notions of ACE and sources of vulnerability in two culturally distinct districts in West Sulawesi, Indonesia. Data from 50 stakeholders were collected from four focus group discussions and nine semi-structured key informant interviews in Mamasa and Mamuju districts in West Sulawesi. All interviews were conducted in Bahasa Indonesia, recorded, transcribed verbatim, and translated into English. Constant comparative analysis was used to identify key themes. Primary ACE were violence, abandonment due to parents migrating for work, and malnourishment. While individual child characteristics appeared to play a minimal role in vulnerability to ACE, factors at the community and familial levels such as widespread poverty and low levels of parental education led to early transitions to adulthood through child marriage and employment. Cultural norms, particularly adherence to customary law, impacted both vulnerability and responses to violence against children. ACE interventions should expand beyond individual and family-level interventions to address these structural and cultural barriers to resilience.
Abstrak Bahasa Indonesia
Meskipun penelitian menunjukkan dampak jangka panjang dari pengalaman buruk masa kecil (adverse childhood experiences), beberapa penelitian mengidentifikasi variasi budaya dalam persepsi pengalaman buruk masa kecil (ACE) pada kondisi dengan sumber daya rendah. Penelitian ini mengeksplorasi gagasan ACE yang berakar secara budaya dan sumber-sumber kerentanan pada dua kabupaten dengan budaya yang berbeda, di Sulawesi Barat, Indonesia. Data dari 50 pemangku kepentingan dikumpulkan melalui empat focus group discussion dan wawancara semi terstruktur pada informan utama di kabupaten Mamasa dan Mamuju, Sulawesi Barat. Seluruh wawancara dilakukan dalam Bahasa Indonesia, direkam, ditranskrip kata demi kata, dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Analisis komparatif secara konstan dilakukan untuk mengidentifikasi tema-tema utama. Pengalaman buruk masa kecil (ACE) utama adalah kekerasan, penelantaran dikarenakan orang tua bermigrasi untuk bekerja, dan kekurangan gizi. Meskipun karakteristik individu anak memainkan peran yang sedikit terhadap kerentanan mengalami ACE, faktor-faktor pada tingkat masyarakat dan keluarga seperti kemiskinan yang meluas dan rendahnya tingkat pendidikan orang tua menyebabkan transisi anak ke dewasa terjadi lebih awal melalui pernikahan dan pekerja anak. Norma budaya, khususnya kepatuhan pada hukum adat, berdampak pada kerentanan maupun respon terhadap kekerasan anak. Intervensi ACE harus diperluas melampaui intervensi tingkat individu dan tingkat keluarga untuk mengatasi hambatan struktural dan budaya terhadap ketahanan.
Baumont, M., Wandasari, W., Agastya, N. L., Findley, S., & Kusumaningrum, S. (2020). Understanding childhood adversity in West Sulawesi, Indonesia. Child Abuse & Neglect, 107, 104533. doi:10.1016/j.chiabu.2020.104533
The original work of the article's abstract was translated from English to Indonesia.
Karya asli dari abstrak ini telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penerjemah Abstrak: Indah Pratiwi Harahap
Pengendali Mutu Abstrak: Navira Alya Astadini